Online shop semakin merajalela, itu fakta. Dulu mulai menjamur di Jakarta, kemudian dengan jasa tiki dan kurir lainnya, fashionista seluruh Indonesia mulai mengecap enaknya online shopping. Apalagi di daerah rural di mana fashion lucu-lucu dan modern susah dicari.
aku sendiri mulai gemar online shopping sejak setahun lalu. Mulai dari terkenalnya shop seperti Happineesh, Valere la Pena dan Kandang Sapi Buntal, lalu online shopping seperti spora yang menjamur ke mana-mana. Pokoknya, sekarang online shopping jadi satu ajang gaul sendiri.. sebuah wacana window shopping yang irit, murah dan cepat.
Sebetulnya online shopping sendiri udah dimulai dan udah banyak sejak tahun 1997-an di mana internet dan website di Indonesia baru mulai boom, mIRC boom, dan toko online mulai dibuka. Istilahnya generasi awal2 internet.
Waktu itu Indonesia termasuk salah satu negara yang diperhitungkan sekali, di mana2 ada direktori untuk negara Indonesia, dan toko2 online seperti Lippo, Gado-gado, Toko bunga, Indogift, hingga yang sekarang masih berjalan diantaranya Glodokshop, Weddingku, Bhinneka, dan tentunya Simplight, mulai berjalan dan mulai berkembang. Waktu itu bahkan Paypal sudah punya gateway untuk Indonesia, tapi sayangnya saat - saat itu juga saat di mana para hacker Indonesia merajalela. Banyak carding yg dilakukan dan dari segi sistem pengamanan juga masih kurang. Jadi ya kelanjutannya jelas, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yg tidak aman dan terlalu banyak hacker. :P Maka gateway pembayaran pun ditutup.
Tidak lama kemudian, dot com mengalami kejatuhan. Orang2 yang sebelumnya mengira internet adalah media yg powerful sehingga berinvestasi besar - besaran untuk internet, mengalami kerugian yang besar, juga termasuk mereka yg terkena penipuan oleh para hacker. FYI, waktu itu untuk membuat sebuah situs tidak mudah dan tidak murah karena baru sedikit orang yg bisa melakukannya dan belum tersedianya tools2 yg dibutuhkan seperti skrg. Biaya untuk pembuatan situs sendiri bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah ataupun dollar. Tergantung dari kapasitas situs nya sendiri.
Kalau sekarang, semua serba gampang. Ya contohnya ada facebook, friendster, multiply, flickr, twiter dan lain - lainnya yg bisa digunakan sebagai media berjualan. Hanya saja memang ada perbedaan baik dari segi fungsi, keuntungan dan kerugiannya saat menggunakan situs2 komunitas seperti itu maupun situs biasa.
Tapi perlu diingat, saat kita membicarakan tentang toko atau bisnis online, ada dua jenis sebetulnya yang jadi acuan. Satu adalah bisnis yang sesungguhnya yang memang ditujukan untuk dijadikan sebuah usaha penuh, satu lagi bisnis sampingan yang hanya ditujukan sebagai home bisnis. Nah, cara approach dan sistematis dari kedua jenis skala bisnis ini juga berbeda. :) Jadi dari segi penjual juga harus memahami sisi ini.
Belanja online ada susah senangnya, memang. Aku sendiri sudah mengalami pahit manisnya belanja tanpa bisa menyentuh. Mata harus benar-benar jeli, tapi walau sudah jeli pun kadang masih missed, apalagi banyak foto yang bisa di-enhance dan dipercantik menggunakan Adobe.
Online shopping itu susah-susah gampang. Keenakannya tentu saja terletak di kecepatan bertransaksi, dengan setoran ATM atau online banking saja uang langsung terkirim tanpa fee yang tinggi *kadang bahkan free!* Lalu barang diantar tanpa kita harus repot ngantri, mencoba, dan keliling mall. Berhubung macet lumayan parah dan waktu terbatas. Kita juga mendapat akses untuk baju impor maupun lokal yang desain dan modelnya jarang tersedia di mal. Biasanya, baju online murah-murah, bahkan ada yang memasang harga di atas 30ribu (hati-hati, kualitas tidak selalu oke), sampai 300an ribu. Kita juga bisa menawar, bisa memilih lebih leluasa, bisa menjalin hubungan baik dengan penjual, dan belanja dengan beberapa klik mouse dan keyboard. Model baju juga cepat berganti sesuai trend dalam maupun luar negeri, misalnya akhir-akhir ini puluhan pilihan tersedia untuk sunnies, baju bermotif batik, dan tas kanvas. Semuanya berputar secepat trend membawa kita. Menyenangkan, kan?
Ah. Here comes the tricky part. Banyak banget kasus penipuan yang menggema di dunia online shop, ikut mencoreng beberapa seller yang jualannya menumpang di Multiply termasuk saya. Ada kasus penipuan tas branded yang ternyata palsu. Barang yang tak terkirim walau sudah dilunasi. Barang cacat dan tidak sesuai. Saya sering sekali menerima barang yang berkualitas buruk, apalagi karena saya tidak bisa mencoba sendiri barang yang saya beli atau memegang bahannya. Kecewa sudah pasti, tapi itu kan resiko.
Untuk baju dan sepatu yang biasa harus dicoba sendiri, kita harus ekstra hati-hati dengan ukuran. Banyak belanjaan yang akhirnya gak terpakai karena jatuhnya kurang pas di badan. Juga tas, kadang bahannya kurang bagus dan jahitannya gak rapi.
Makanya di Indonesia kini terbentuk Komunitas Online Shop . Alangkah baiknya kalau seller dan buyer ikutan join di sini untuk mengikuti perkembangan online shopping di Indonesia - mulai dari list seller dan buyer yang diblokir, daftar penipu di dunia maya, juga iklan-iklan barang terbaru dan tren yang bergerak.
Sebenarnya online shopping itu seru! Banyak sih yang kurang suka belanja online, tapi saya senang belanja yang cepat, efisien dan tidak makan banyak waktu, walau kadang-kadang ada juga yang mengecewakan :) Kalau kamu sendiri?